Menelusuri Misteri Kerajaan Gasib-Kabupaten Siak, Riau Ep 1

edit


Sebelum kami menelusuri, dan kami kami sudah melangkah deras memburu informasi yang akurat di lapangan, dan kami membuktikanya, dan ini dia catatan petama kami dalam melakukan perjalanan akhirnya Bertuah Tv: Departure, Kuala Gasib-Kabupaten Siak- pun di lakukan. Perjalanan dengan rasa penasaran dan antusias membara, tidak ada kata tidak menyerah itulah yang kami rasakan dalam menyusuri kuala gasib-Riau.

 www.misbulabdillah.com- Pekanbaru (19/10) di meeting online facebooknya bertuah tv sudah teriak teriak, sms sms-an sama sama kru, persiapan akan semua postingan kelak, print data, terus akan ada agenda di lapangan esok ya. Padahal sudah lama di konsepkan dan baru bisa di realisasikan pada hari minggu (20/10) Pagi,Kota Pekanbaru utara yang rada-rada dingin mengoda masih merantai di basecamp ini bangun awal, dan santai aja dulu di kamar, eh.. malah di telp, ama ijal. “ bangun lah lagi, dimana? Aku di basecamp masih, oh ya kami uda nunggu. Apa! Ujar saya, dan saya langsung mandi, pananskan motor! Go... Ke sekretariat He he.. maklum, pamer dikit di rumah blogger riau. Dan dalam perjalanan, saya sampai. Di sekretariat dan semua data sudah lengkap di arsipkan oleh ijal dan  hasrinaldi, kita berangkat, di di grub sudah juga di sharekan, dan rekan rekan banyak yang tak ikut, “ jadi tinggal kami bertiga. Hasrinaldi, ijal dan daku sendiri misbul abdillah.
Persiapan oke, kami cari sarapan dulu dan aman terkendali juga sarapanya. dan  akhirnya berangkat juga ke Kula Gasib dari Pukul 09.00 wib, “
via jalan kulim kiri,” arah marendan dan ke arah desitinasi kuala gasib, butuh waktu 60 menit, dan kami pun sampai di gerbang pintu masuk desa kuala gasib darat nya.
Turun mobil, video pun di persiapkan dengan baik, dan ternyata Crew nya yang bertugas menjadi host” Saya sendiri, eh malah bertingkah, narasi yang sedikit itu bisa salah berkali kali, he he he, apa kata ijal” cacat kau abdi, masa nga di ingat lagi, kan uda lama.. hahahah, dan diam aja sich..
Tiba tiba, Hasrinaldi kasih semangat! uda bisa itu, bagus kok! Semangat semangat..  ayo ayo! Ada 20 kali salah, dan akhirnya pada tag petama kelar! Dengan hasil, lihat ntar.  Di pintu masuk, kami di sambut  warga dulu, dan langsung kerumah Pak Rt. Dan pak Rt nya uda janjian dulu ama kita, dan kami cerita singkat di ruang tamu beliau. Namanya Bujang Kelok. Rumahnya pas dekat pintu masuk. 50 meter dikit.” Setelah berbincang bincang, kami disarankan ke Pak kades, dan kami pun kru berangkat ke Rumah pak kades. Nama pak kadesnya  Hasan Basri. Kembali ke awal, dan segera menuju kerumah pak Hasan basri.

Sampai dirumah pak basri, kami pun bercerita banyak mengenai kerajaan gasib. Beliau pun berharap adanya  penelitian lebih lanjut, ada ungsur sejarah dan butuh pendalaman lebih. Dan saya tangkap dari ucapan beliau
Dulu dek, Di Pekanbaru juga ada yang buat drama Putri kaca Mayang, dan pelakonya langsung muntah, dan pingsan dan acara nya pun distopkan. Dan dengernya pun ia meninggal” mak.. miris juga cerita lama ini.
Selain itu cerita juga mengarah gimbam, dan semua tersisistim dan konsep kami jelas dan data  data pendukung kami pun” kami tampilkan sebagai referensi, dan ternyata ada mendekati dan tidak juga masih kita samakan.

Setelah kata sepakat dan dengan lisan, kami menjalin kerja sama, mungkin kelak jika di butuhkan kami kades siap membantu adik adik, dan kami pun demikian, saling bisa mensupport untuk mengangkat sejarah gasib riau ini.

Setelah salaman, kami pun pergi ke trip selanjutnya” areal pemakaman”  dan mobil kami berangkat, pintu masuk pak Rt mengajak temanya untuk ikut bersama kami, dan beliau yanto. Dan dengan nada “semangat juga menceritakan, apa yang ia ketahui” dan kami pun beradu argument tengang gasib. Kapan ia dapat pecah belah gasib, dan lainya sebagaimana mestinya.
Perjalanan pertama, kami harus masuk ke Perusahaan Agro. Setelah warga sekita dapat akses, kami masuk! Upss.. setelah masuk di pintu pertama, ada ular kobra di pintu masuk, mau di bunuh sich ama security, tapi kami larang, jangan mas di bunuh, biarin aja.
Dan kami tetap menelusuri jalan tersebut di pintu masuk gerbang.
Masih dalam areal agro lestari, dan sawit indah nan elok tak putus kami lihat ( dalam hati, mana lagi hutan riau! ) dengan rambu rambu memadai, kami pun menyusuri, tiba tiba.. eh, ada ular kobra lagi, dari kanan ke kiri, dan kami abaikan ia lalu kembali menelusuri jalan berbatua sudasudah hampir 10 telusuri, dan kita melewati, sarana olahraga, PKS, rumah asrama dan kantor agro dalam belantara sawit riau. Hanya diam saja, dengan kesibukan bercerita.
Akhirnya kami sampai di makam putri kaca mayang, yang mana sudah ditemukan oleh masyarakat sejak dulunya.
Siang hari yang cerah, merona tersendiri, ada ketenangan di antara rerumputan dan hijau nya hutan akasia yang tersisa, dan dalam pohon akasia tersebut,  makam putri kaca mayang yang di pugar dari tahun 2007 itu mencolok, terang dengan warna keemasan.
Tampa di sadari, saya pun diam. Kagum, dan terasa misteri juga, rada menjaga imez, dan selamat datang pun saya ucap salam, dan berdoa agar bisa selamat dalam peliputan. Dan saya bermain dengan ide kata yang terlontar

Makam yang cerah
Dalam pandangan
Ia tenang dalam pusaran
Ada pusaran air yang penuh pertanyaa
Tertepi dalam penantian
Yang kian menenangkan hati
Dalam segala kesibukan
Ada pertanyaan
Yang tak bisa terjawabkan
Aku diamkan dalam sejuta keriangan
Ada rasa ruang terhenti
Dalam fikiran

Dan ide ide itu bermain dengan sendirimua, dan  saya dan tim buat skema wawancara dan dokumentasi video pun menjadi lebih penting, sampai jam 2 siang kami di sana. Lalu data lengkap, kami pun kembali ke pintu masuk, bergegas mencari kepala Bapak batin suku gasib, yang sekarang sudah menetap di tualang perawang. Dari kuala gasip kami besama bapak Rt, kami telusuri keberadaan bapak batin suku gasib, hanya berselang 25 menit, kami sampai juga dirumah beliau di tualang.

Sampai dirumah beliau, kami pun menceritakan niat baik kami dan perkenalan pun di lakukan, dan hingga kami banyak bercerita kembali, dalam tutur kata yang sampaikan beliau, pun ia menceritakan singkat dan ada beberapa point inti, dan sekilas sejarah dengan beberapa warga lain pun hampir sama, tidak ada jauh beda, itu sudah lama banget ujar batin suku gasib, dan
 “Bapak juga dulu pun tidak ada yang bisa, menceritakan kembali. Cerita penutur juga sudah hilang dari nenek kami, dan kami tidak bisa berbuat banyak memberi kan info, ujar bapak Rozaili ismail.
Dan saya dan team, hanya tertunduk lesuh, dan beberapa point inti yang kami terima, ternyata keberandaan cerita ini bergema dalam tutur kata dari generasi kegerasi dan itu sudah hidup ratusan tahun, dan apa lagi kita yang hidup dalam dunia digital. Sudah kemana cerita dari rakyat gasib itu bermain..
Baimana pun juga, rasa penasaran kami masih tetap ada dan rangkuman rangkuman catatan ringan itu masih terselipkan di kertas kami, dan kami berharap adanya mimpi mungkin, bisa adanya ilham pengantar goresan sejarah ini hidup bersama waktu yang akan berlalu.