Menyelami Dermaga, Di Tepian Sungai Jantan Nan Menawan.

edit
The best of riau. Dalam, melakukan perjalanan hidup yang selalu memberikan tantangan langkah lebih, dan dalam perjalanan itu juga memberikan inpirasi terbaik kan menikmati hidup.
Dan itu semu di kembalikan kita, akan kan ketenangan itu bermain dan akankan kerinduan kerinduan yang hakiki itu memberikan segala harapan kedepan

www.misbulabdillah.com- Menyelami dermaga adalah dimana saya berjalan sobat, dan dalam perjalanan itu. Selalu memberi hal baru yang lebih, dan di mulai lah langkah utama ini, ke pelabuhan lama. Ada beberapa bantaran dermaga yang menjadi pondasi pijak, untuk melangkah kan kaki ke arah yang hendak di tuju. Jika tujuan itu adalah sebuah negeri baru.yang akan tetap hidup bersama waktu.

Dermaga juga terus memupuk kenangan baru, ispirasi baru, dorongan dorongan terus berkarya dengan sebaik mungkin, itulah dermaga.Dengan riang nya hari hari di dermaga.saya akan menceritakan dermaga dermaga di riau yang dulu hidup dan penuh kenangan. Yang jejak jejak nya masih ada dan tetap menjadi ajang pertemuan warga kota yang menyukai wahana sungai. jika dermaga itu adalah tempat penuh ambisi hidup di belantara ruang ekspresi yang lain, baik setelah mengenai ulasan tentan dermaga menurut pandangan pribadi.

Sekarang kita akan memulai langkah pertama
Pekanbaru dengan udara yang rada rasa basah, suasana basecamp aman dan terkendali lah dengan baik, sesuai dengan jadwal awal. Saya akan memulai perjalanan menepi di dermaga lama yang ada di Riau, dan di mulai lah dengan kampung bandar. Desa senapelan awal kota ini bermula. masih berbekas di ingatan, akan sebuah perjuangan orang tua juga. Tapi pengantar kenangan itu di satu kan dalam catatan baru, yang ditelisih dari goresan blogger-man, dan rasa citra penyair.

Dan mari kita telusuri lebih dalam.
Tahu kan kecamatan Senapelan, iya! Kecamatan tertua di Pekanbaru ini adalah salah satu tujuan kita. dan Senapelan jugalah perjalanan ini di mulai untuk pertamanya. sebagai awal. Saya jika di kala senja menepi, pergi ke Dermaga senapelan ini dulu termasuk rutin. rehat sejenak, serta menulis beberapa catatan ringan motivasi untuk diri sendiri, dan semua nya ada beberapa kilasan mengenai hidup.

Dan di bawah jinga sore yang bermain, hembusan angin dan beberapa burung cerenti terbang. Itu lah moment moment indah dan selalu terbuka di hati nan riang. Air air sungai nan ke tawar itu di sungai jantan nan bermarwah larut dalam rindu, dan enceng gondok dari hulu ke muara pun bermain, hingga ke esokan hari nya.

"Bapak bapak dengan gandengan tangan dengan anak gadisnya, hilir mudik dengan riang. pemuda yang asik memancing pun asik dengan teman temannya. Saya pun terharu dan terdiam dengan sore yang menepis dengan rindu dalam kenangan baru "

Berlari lari dalam tepian
Di tepian senja dalam perjalanan
Dan senja akan bermain di ingatan
Ada ruang rindu yang tak terjawabkan
Dimana ada angin yang di tawarkan
Senja senja dalam penantian dalam harapan

Berlari di dermaga lah penuh kenangan

Yang terselip dalam perjuangan

Baru dan di depan

Kapal kapal kecil melintas deras

Dalam segala upaya perjalanan


Kapal kapal kayu tua pun terhenti di tepi

Tidak mau berjalan

Dalam urain angin senja di tepian

Senta tak tampak dermaga tampa nama

Ulasan baru yang akan berkesan

Dalam perjalanan di depan


Dan kembalikan ke kita pada moment nya. Dan jika di awal November ini ini lah ruang yang saya tangkap dalam perjalanan, dan bagaimama pun juga ini lah ruang tersendiri yang tak akan tergantikan di kala senja yang berlalu. dermaga itu adalah awal, awal kaki melangkah. awal perjuangan hidup, dan awal semua langkah itu bermain di ingatan. dan itulah dermaga. dan senapelan kaki ini melangkah, Awal keriangan ini bermain. @abdi_cakrawala